SEJARAH FARMAKOPE (part 1)



Sejarah perkembangan Farmakope

Langkah perkembangan Farmakope seiring sejalan dengan sejarah perkembangan kefarmasian. Beberapah peninggalan dokumen tentang farmasi zaman purba ( farmasi kuno ) yang didapatkan melalui dokumen penelitian oleh ahli purbakala maupun penemuan  dokumen secara kebetulan menunjukan secara praktis semua sejarah kebudayaan telah mengembangkan dengan baik prosedur-prosedur pengobatan penyakit dan produksi bentuk sediaan. Berikut ini akan ditunjukkan catatan-catatan purba yang sangat berarti / bermakna yang berisi materi farmasi yang luas.


1. Periode Purba ( Zaman Purba )
Pada abad ke 22  S.M.  di Nippur suatu daerah di Mesopotamia ditulis “ The Sumerian Pharmacological Tablet “ yang merupakan salah satu naskah purba, Naskah ini berupa tablet tanah liat kecil berukuran 3,75 – 6,5 inci (± 9,375 – 16,25 cm)  sekarang naskah ini berada di museum Universitas Pensylvania, Amerika Serikat. Naskah ini memuat dan memaparkan  15 preskripsi / resep dan intruksi bagi ahli farmasi untuk pengolahan yang baik resep tersebut kedalam bentuk sediaan. Samuel Noah Kramer menyatakan bahwa “The Sumerian Pharmacological Tablet “ adalah farmakope yang pertama di dunia.

Pada tahun  2500 S.M. di mesir telah berkembang ilmu kedokteran dan farmasi , catatan mengenai kedokteran dan farmasi purba ini dituliskan pada papyrus sejenis rumput yang dapat dijadikan kertas, Papyrus yang sangat terkenal adalah :
“Edwin Smith Surgical Papyrus“ berisi instruksi operasi bedah untuk dokter, resep dan cara pencampurannya untuk keperluan pengobatan dan bentuk sediaan, papyrus ini di tulis tahun 1650 S.M.
“ Eber Papyrus “ memuat 875 resep pengobatan ditulis pada tahun 1550 S.M.
Di Assyria dan Babylonia terdapat dokumen-dokumen farmasi purba, salah satu Diantaranya adalah  “The Assyrian Medicomen Pharmaceutical Tablets “ yang ditulis pada tahun 1000 S.M.

2. Periode Yunani – Romawi ( Greco – Roman Period )
Hippocrates ( 460 – 357 S.M. ) dikenal sebagai bapak kedokteran dan Aesculapius  ( 420  S.M. ) yang didewa-dewakan sehingga tongkatnya diabadikan sebagai lambang kedokteran adalah  tokoh Yunani yang dikenal sampai  saat ini.
Pada tahun ( 131 – 201 S.M. ) Claudius Galen adalah tokoh bangsa Romawi pengobar seni farmasi yang dijuluki sebagai bapak farmasi dan namanya diabadikan untuk Galenika yaitu suatu cara pengolahan obat yang berasal dari alam, Dalam periode ini tercatat banyak sekali formula dan bentuk sediaan , misalnya  :  Pill , Unguentum , Trochisi , Pastilla , Collyria , dll. 
    Confectio   Mithridates “ adalah  salah  satu  formula  terkenal  dan  didalam resepnya telah menyebut 20 lembar daun, sejumput garam, dua biji dsb.  


3.  Periode Arab / Islam
Pada abad pertengahan ( ± abad ke 8 ) orang timur tengah di bawah kebudayaan Islam lebih berkembang secara berarti / bermakna dalam ilmu kefarmasian. Pada masa itu sudah ada pemisahan cabang-cabang bidang kefarmasian dan bidang kedokteran serta dikenalkannya penggunaan bahan-bahan anorganik dalam pengobatan, padahal pengobatan Yunani dan Romawi pada saat itu kebanyakan memberi obat berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Rhazes ( 865 – 925  M. ) dokter pertama menggunakan preparat air raksa dalam salep untuk pengobatan kulit yang kemudian diadopsi oleh Paracelsus untuk pengobatan syphilis.
Ali Abbas ( 994  M. ) pengarang “ Royal Book “ karangan kedokteran yang pada tahun 1070 – 1080  M.  diterjemahkan kedalam bahasa latin.
Ibnu Sinna  ( Avicienna, 980 – 1037 M. ) disebut sebagai raja dari segala dokter, adalah orang yang pertama memperkenalkan sifat-sifat asam sulfat dan alkohol.
Perkembangan dan kemajuan ilmu pengobatan pada periode Arab / Islam ini sangat mempengaruhi perkembangan kefarmasian dan farmakope di Eropah dan dunia lainnya. Secara ringkas Stubb dan Bleigh menyatakan “ Dengan orang-orang Arab mulai keahlian yang nyata dari Apoteker-Apoteker “

0 Response to "SEJARAH FARMAKOPE (part 1)"

Post a Comment

wdcfawqafwef